MENJADI PENGUSAHA SEBELUM WISUDA, MENGAPA TIDAK………..??

  • Mengapa sih harus kuliah?
    Satu pertanyaan yang sama, namun jika ditanyakan kepada mahasiswa akan mempunyai jawaban yang relatif berbeda. Beberapa diantara mereka mungkin akan menjawab untuk mencari kerja, mengikuti perintah orang tua, mencari gelar atau bahkan untuk mengisi waktu luang. Namun, sebagian besar dari mereka menjawab bahwa mereka kuliah untuk mencari pekerjaan yang lebih baik. Adakah suatu universitas/perguruan tinggi di negeri ini yang menjamin setiap mahasiswanya setelah lulus akan mendapatkan pekerjaan ???

    Menurut data survey yang dikeluarkan oleh Badan Perencanaan Nasional (BAPPENAS) tahun 2009, menyatakan bahwa 4,1 juta orang atau 22,2% dari total penduduk Indonesai 21,2 juta orang adalah pengangguran. Bahkan yang lebih mengkhawatirkan lagi bahwasannya tingkat pengangguran itu didominasi oleh lulusan diploma dan universitas yaitu dengan kisaran angka di atas 2 juta orang yang kerap disebut “pengangguran akademik”[1]. Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa kuliah tak menjamin untuk memperoleh pekerjaan. Hal ini disebabkan ketatnya persaingan dalam memperoleh pekerjaan, minimnya lapangan kerja, dan juga karena soft skill para sarjana lulusan perguruan tinggi dalam berwirausaha juga masih minim.

    Di tengah-tengah persaingan memperoleh pekerjaan yang semakin sulit, wirausaha menjadi salah satu jalan keluar dalam mengatasi hal tersebut. Tidak sedikit lembaga pemerintahan maupun non pemerintahan yang memacu generasi muda untuk senantiasa menjadi wirausahawan, salah satu diantaranya adalah YES (Youth Entrepeneur Society). Meskipun masih baru terbentuk forum ini diharapkan mampu untuk membangun dan mengembangkan kemampuan kewirausahaan mahasiswa[2]. Juga PMW (Program Mahasiswa Wirausaha) yang beberapa hari yang lalu mewisuda 54 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi diantaranya STMIK AMIKOM, UJB, UGM, APTA, UNY, STPMD “APMD” dan UII setelah membuat profil usaha dan proses pendadaran yang diuji oleh PMW.[3]

    Berwirausaha biasa dilakukan mahasiswa, namun hal itu dianggap kurang baik jika sampai melupakan tujuan utama seorang mahasiswa yaitu belajar. Tidak sedikit mahasiswa yang terlena telah mendapatkan kerja atau telah sukses dalam berwirausaha lalu meninggalkan studinya. Dengan alasan, “buat apa kuliah, toh nanti kuliah untuk mencari kerja.

    Dan sekarang saya sudah bekerja/berwirausaha, lalu buat apa lagi kuliah???” atau sebagian lagi memaksimalkan usaha/pekerjaannya dan mengesampingkan studinya. Alangkah lebih baik jika adanya keseimbangan antara keduanya. Enterpreneur lancar dan sukses begitu pula dalam bidang studi memperoleh IP yang membanggakan. Untuk mewujudkan keseimbanang antara kedua hal tersebut bukanlah suatu yang mudah, tapi juga bukan hal yang mustahil.

    Karena telah banyak yang telah mempraktekkan hal tersebut. Tentu bukan hanya dengan usaha yang biasa, butuh usaha yang tak biasa, usaha ekstra (kerja keras) antara belajar dan berwira usaha.

    Selain kerja keras, mungkin keseimbanagn dua hal tersebut juga dapat diperoleh dengan mengadakan wirausaha yang tak terlalu membutuhkan banyak waktu, seperti halnya Pulsa berjalan (sebutan untuk penjual pulsa yang tak menetap di kios) adalah salah satu usaha yang sangat competable dengan keadaan mahasiswa yang super sibuk dengan berbagai tugas di kampus.

    Konsumen akan mendapatkan banyak kemudahan dalam bertransakasi, dan pemasaran pun dilakukan dengan mudah. Dalam subuah sistem perdagangan ada sebuah metode “menjemput pelanggan”. Ini termasuk salah satu bagian dari sistem tersebut, jadi pelanggan cukup menghubungi via telepon atau SMS untuk mendapatkan pulsa, dan pembayaran dilakukan ketika nanti pelanggan berjumpa dengan penjual. Namun hal ini seringkali membuat penjual harus banyak bersabar, karena ketika barang disampaikan, uang belum ada di tangan. Hal ini sangat bertolak belakang dengan motto penjual yang sering kita dengar yaitu “ada uang, ada barang”.

    Selain hal diatas, masih banyak macam-macam usaha yang yang sesuai dengan jadwal seorang mahasiswa yang super sibuk dengan berbagai macam tugas kuliah. Seperti halnya yang dilakukan Farhan seorang mahasiswa STMIK AMIKOM yang menjadi salah satu wisudawan dalam acara “Wisuda Mahasiswa wirausaha”. Ia membuat website yang berisikan informasi-informasi, kemudian setelah jadi ia memberikan iklan dengan menggunakan fasilitas Google Adsence, dari Google.

    Sehingga, setiap orang yang meng-klik iklannya, maka uang mengalir ke nomor rekeningnya, bahkan dalam empat bulan ia telah mendapat keuntungan hingga USD 400 atau sekitar Rp. 3.700.000,00. Begitu juga Sulastri mahasiswa asal kebumen yang juga diwisuda pada acara Wisuda Mahasiswa Wirausaha itu menekuni usaha mainan. Ia menitipkan mainan mainan ke toko-tokoyan telah ada, dan khusus hari minggu ia berjualan di Sunday Morning di kawasan lembah UGM.
    Kini usahanya telah menghasilkan keuntungan hingga Rp. 3-5 juta tiap bulan, tanpa menggangu aktivitas kuliahnya.

    Tidak sedikit mahasiswa yang telah menjadi pengusaha meski belum diwisuda, apakah kita hanya menjadi penonton setia keberhasilan mereka??? Itu terserah anda. Bukan berarti ketika terjun di dunia usaha lantas melupakan tujuan utama seorang mahasiswa. Berwirausaha itu penting dalam membantu kebutuhan ekonomi, tapi belajar dan lulus dalam perkuliahan juga tak kalah penting, keseimbangan antara kedua hal tersebut harus tetap dijaga, bukan mementingkan yang satu dan meninggalkan yang lain baik usaha maupaun studi. Jadi mari fokus dalam studi 100% dan fokus dalam berwirausaha juga 100%. Studi OK, wirausahapun OK.
  • 0 komentar:

    Posting Komentar