TDA Lampung Pencetak Entrepreneur Tangguh | Aula Incubator Bisnis BMC


 ...::| Refleksi Bisnis Akhir tahun bikin TSunami Pengunjung (Banjir Omset).
 
Akhir tahun biasanya kebanyakan orang masih sibuk urus laporan keuangan, laporan progja dan berbagai hal yang belum tertunaikan terutama bagi startup bisnis seperti saya di akhir tahun ini masih sibuk ngurus project orderan yang belum kelar, urus teamwork yang belum solid, urus keuangan dan urusan kantor yang masih berantakan.
Nah, tahukah sobat entrepreneur bahwa akhir tahun ini hal terpenting yang jangan sampai terlewat, terabaikan, waktu terbuang ialah kita sebagai startup bisnis seharusnya muhasabah diri, refleksi bisnis di akhir tahun.

Sobat tahu tidak kenapa kita harus refleksi bisnis kita di akhir tahun yaitu agar kita tahu bahwa kita dalam menjalankan bisnis harus memahami panel-panel dalam menjalankan bisnis bak menjalankan pesawat sukoi,boeng dkk. 

Nah sobatPreneur, pada agenda refleksi bisnis akhir tahun ini ternyata ada komunitas bisnis yang mengadakannya secara Gratis tis... untuk datang bagi siapa saja yang mau sukses,komunitas ini menerapkan jiwa perjuangan dalam berbagi terutama ilmu-ilmu bisnis dll, komunitas itu yaitu komunitas Tangan Diatas atau lebih di kenal TDA Lampung.

Luar biasa antusias para pengunjung yang mengkuti agenda ini, yang walaupun mungkin peserta harus berdesak-desakkan, panas-panasan karena ruangan tidak begitu luas dan sudah ber AC (angin csemilir), sobatprenur tahu keterbatasan ini tidak menyurutkan para peserta untuk terus bersemangat mengikuti agenda sampai selesai bahkan sampai agak malam.

Di acara refleksi bisnis akhir tahun yang komunitas TDA Lampung adakan pesertanya terdiri dari TDA Kampus yang notabeni memiliki usaha yang berbeda-beda, dan asal kampus yang berbeda pula. Acara ini diadakan di aula Incubator Bisnis BMC (www.BerkahMadaniCenter.com), kita lihat parkirannya pun dipenuhi motor dan mobil, kita doakan semoga yang masih bawa motor segera punya Mobil.



Baik kita lanjutkan ya, apa saja sih yang di bahas pada acara ini...????

Lanjut membaca di: www.bayuariwibowo-bmc.blogspot.com


0 komentar:

Posting Komentar

..::| Gelar Dagangan yang Efektif

Jualan sesuatu yang mengasyikkan namun menjadi sesuatu yang sulit di negeri ini, kenapa? karena karakter orang-orang di negara kita lebih asyik menjadi konsumer dari pada penjual, nah ada beberapa tipe jualan nih, yuk kita simak efektif dan efisien mana antara Jualan Offline atau Jualan Online :

=>Jualan Offline :
- Gelar lapak harus di tempat yang strategis
- Gelar lapak harus di tempat yang rame
- Gelar lapak harus di tunggu terus
- Gelar lapak kena hujan / panas
- jika gak di jaga ya gak bisa buka dan gak bisa jualan
-

=>Jualan Online
- Gelar Lapak di website Gratisan Ecommerce marketplace
- Bisa jualan gak harus di tungguin live 24 jam nonstop seperti TokoLampung.com, SentraMasjid.com, KonveksiLampung.com, BerkahProperti.com dll
- Bisa di tinggal tiduran gak usah kawatir produknya di ambil orang
- Gak ngaruh kena hujan atau kena panas tetap bisa eksis jualan dan di kunjungi terus

Nah, itu beberapa hal yang sepertinya perlu kita jadikan acuan untuk buka Toko Offline atau Toko Online atau buka kedua-duanya.

Saat ini, semua yang dibutuhkan bagi pertumbuhan industri eCommerce sudah ada di Indonesia. Sangat berbeda dibandingkan dengan kondisi 5 tahun lalu (2008).
 Pertama, untuk bikin toko online sendiri sudah sangat murah.
Kedua, fasilitas pembayaran sudah lengkap, ada Klikpay BCA, Klikpay Mandiri, BNI Debit online dll. Pembayaran Kartu Kredit ada Doku, Veritrans, iPayMu, Finpay, dll. Belum lagi pembayaran melalui HP di Tcash, XL Tunai, dll. Juga bisa bayar via Indomart dan Alfamart. Semua kendala pembaran akan hilang dan pelanggan online makin mudah bayar lewat apa saja. Bisa juga bayar CoD.

Ketiga. Jasa Pengiriman Barang tidak lagi dimonopoli JNE, Tiki dan POS Indonesia. Saat ini ada RPX, First Logistic.  Untuk area Jakarta, ada Jayon Express yang bisa kirim esok sampai dan terima pembayaran CoD, ada Gojek juga. Bahkan POS Indonesia sekarang lebih fokus ke eCommerce. Toko Online di daerah diberikan layanan yang lebih baik untuk bisa mengirimkan ke seluruhIndonesia. Kedepannya pengiriman dari Jakarta ke daerah atau dari daerah ke daerah lain di Nusantara ini semua ada jasa pengirmannya.

Ke-empat – Penyedia Jasa Digital. Mau cari jasa SEO, SEM, GDN, Facebook Ads, Twitter buzzer, dan berbagai model marketing digital sudah sangat mudah. Anda punya rencana, punya dana, tinggal pilih vendor digital marketing, dan tinggal pantau hasilnya. Kalau ingin belajar program marketing, belajarlah pada eCommerce besar seperti Zalora dll. Tapi tahukah anda biaya per klik di Google Adwords 2013 sudah 6 kali lipat dari tahun 2008 ?

Kelima – Tempat Belajar Bisnis & Online sudah banyak dan mudah diakses.
Keenam - Masih bingung , ya langsung buka aja toko online.

Kalau hanya mau jualan di Marketplace ada Tokopedia, Bukalapak, Berniaga, Blibli. Kalau mau iklan ada Tokobagus, dan lainnya. Tahun depan puluhan marketplace baru hadir di Indonesia siap tempur dengan marketplace yang sudah ada. So, jualan online sangat mudah dan murah.



Toko online - Mobilitas - Iklan Online

Mau punya Toko Online atau usaha anda di Online kan agar bisa di akses dimana saja, kapan saja oleh siapa saja, buka 24 Jam nonstop!!!

Percayakan saja pada:
http://masterteknologi.com
http://jasawebsitelampung.com

sumber: dari berbagai sumber

0 komentar:

Posting Komentar

Serunya Jadi Duha Mania

Sholat Duha Bikin Cantik Rezekinya


Selain dapat memperlancar limpahan rezeki, ternyata shalat Dhuha juga mampu meningkatkan kesehatan, kecerdasan, serta kecantikan Anda. Inilah manfaat lain dari shalat Dhuha yang belum diketahui oleh banyak orang. Itulah fakta yang telah dibuktikan oleh penelitian ilmiah tentang kedahsyatan shalat Dhuha. Penasaran?





KEUTAMAAN ,MANFAAT DAN RAHASIANYA SERTA TATA CARA SHOLAT DHUHA

6 Keutamaan Sholat Dhuha
Sebelum kita membaca Artikel tentang 6 Keutamaan Sholat Dhuha mari kita membaca Bismillahirrahmanirrahim ...

Hadits Rasulullah Muhammad saw yang menceritakan tentang keutamaan shalat Dhuha, di antaranya:


1. Sedekah bagi seluruh persendian tubuh manusia

Dari Abu Dzar al-Ghifari ra, ia berkata bahwa Nabi Muahammad saw bersabda:

“Di setiap sendiri seorang dari kamu terdapat sedekah, setiap tasbih (ucapan subhanallah) adalah sedekah, setiap tahmid (ucapan alhamdulillah) adalah sedekah, setiap tahlil (ucapan lailahaillallah) adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, menyuruh kepada kebaikan adalah sedekah, mencegah dari kemungkaran adalah sedekah. Dan dua rakaat Dhuha diberi pahala” (HR Muslim).

2. Ghanimah (keuntungan) yang besar

Dari Abdullah bin `Amr bin `Ash radhiyallahu `anhuma, ia berkata:

Rasulullah saw mengirim sebuah pasukan perang.
Nabi saw berkata: “Perolehlah keuntungan (ghanimah) dan cepatlah kembali!”.

Mereka akhirnya saling berbicara tentang dekatnya tujuan (tempat) perang dan banyaknya ghanimah (keuntungan) yang akan diperoleh dan cepat kembali (karena dekat jaraknya).

Lalu Rasulullah saw berkata; “Maukah kalian aku tunjukkan kepada tujuan paling dekat dari mereka (musuh yang akan diperangi), paling banyak ghanimah (keuntungan) nya dan cepat kembalinya?”

Mereka menjawab; “Ya!

Rasul saw berkata lagi:
“Barangsiapa yang berwudhu’, kemudian masuk ke dalam masjid untuk melakukan shalat Dhuha, dia lah yang paling dekat tujuanannya (tempat perangnya), lebih banyak ghanimahnya dan lebih cepat kembalinya.” (Shahih al-Targhib: 666)

3. Sebuah rumah di surga

Bagi yang rajin mengerjakan shalat Dhuha, maka ia akan dibangunkan sebuah rumah di dalam surga. Hal ini dijelaskan dalam sebuah hadits Nabi Muahammad saw:

“Barangsiapa yang shalat Dhuha sebanyak empat rakaat dan empat rakaat sebelumnya, maka ia akan dibangunkan sebuah rumah di surga.” (Shahih al-Jami`: 634)

4. Memperoleh ganjaran di sore hari

Dari Abu Darda’ ra, ia berkata bahwa Rasulullah saw berkata:

Allah ta`ala berkata: “Wahai anak Adam, shalatlah untuk-Ku empat rakaat dari awal hari, maka Aku akan mencukupi kebutuhanmu (ganjaran) pada sore harinya” (Shahih al-Jami: 4339).

Dalam sebuah riwayat juga disebutkan: “Innallaa `azza wa jalla yaqulu: Yabna adama akfnini awwala al-nahar bi’arba`i raka`at ukfika bihinna akhira yaumika”

(Sesungguhnya Allah `Azza Wa Jalla berkata: “Wahai anak Adam, cukuplah bagi-Ku empat rakaat di awal hari, maka aku akan mencukupimu di sore harimu”).

5. Pahala Umrah

Dari Abu Umamah ra bahwa Rasulullah saw bersabda:

“Barang siapa yang keluar dari rumahnya dalam keadaan bersuci untuk melaksanakan shalat wajib, maka pahalanya seperti seorang yang melaksanakan haji. Barang siapa yang keluar untuk melaksanakan shalat Dhuha, maka pahalanya seperti orang yang melaksanakan `umrah…” (Shahih al-Targhib: 673).

Dalam sebuah hadits yang lain disebutkan bahwa Nabi saw bersabda:

“Barang siapa yang mengerjakan shalat fajar (shubuh) berjamaah, kemudian ia (setelah usai) duduk mengingat Allah hingga terbit matahari, lalu ia shalat dua rakaat (Dhuha), ia mendapatkan pahala seperti pahala haji dan umrah; sempurna, sempurna, sempurna..” (Shahih al-Jami`: 6346).

6. Ampunan Dosa

“Siapa pun yang melaksanakan shalat dhuha dengan langgeng, akan diampuni dosanya oleh Allah, sekalipun dosa itu sebanyak buih di lautan.” (HR Tirmidzi)


Sekian Artikel tentang 6 Keutamaan Sholat Dhuha , semoga bermanfaat bagi kita semua , Amin 


MASIH DI LANJUT DI BAWAHNYA INI,,

KEUTAMAAN ,MANFAAT DAN RAHASIANYA,


Dari Abu Dzar, dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, beliau bersabda: “Pada pagi hari setiap tulang (persendian) dari kalian akan dihitung sebagai sedekah. Maka setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, memerintahkan kebaikan (amar ma’ruf) dan melarang dari berbuat munkar (nahi munkar) adalah sedekah. Semua itu cukup dengan dua rakaat yang dilaksanakan di waktu Dhuha.”
[HR. Muslim, Abu Dawud dan riwayat Bukhari dari Abu Hurairah]

Dari Abu Hurairah, ia berkata: “Kekasihku Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah berwasiat kepadaku tiga perkara: [1] puasa tiga hari setiap bulan, [2] dua rakaat shalat Dhuha dan [3] melaksanakan shalat witir sebelum tidur.”
[HR. Bukhari, Muslim, Turmuzi, Abu Dawud, Nasa’i, Ahmad dan Ad-Darami]

Dari Abud Darda, ia berkata: “Kekasihku telah berwasiat kepadaku tiga hal. Hendaklah saya tidak pernah meninggalkan ketiga hal itu selama saya masih hidup: [1] menunaikan puasa selama tiga hari pada setiap bulan, [2] mengerjakan shalat Dhuha, dan [3] tidak tidur sebelum menunaikan shalat Witir.”
[HR. Muslim, Abu Dawud, Turmuzi dan Nasa’i]

Dari Anas [bin Malik], bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa mengerjakan shalat Dhuha sebanyak 12 (dua belas) rakaat, maka ALLAH akan membangunkan untuknya istana di syurga”.
[HR. Turmuzi dan Ibnu Majah, hadis hasan]

Dari Abu Said [Al-Khudry], ia berkata: Adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengerjakan shalat Dhuha, sehingga kami mengira bahwa beliau tidak pernah meninggalkannya. Dan jika beliau meninggalkannya, kami mengira seakan-akan beliau tidak pernah mengerjakannya”.
[HR. Turmuzi, hadis hasan]

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Shalat Dhuha itu dapat mendatangkan rejeki dan menolak kefakiran. Dan tidak ada yang akan memelihara shalat Dhuha melainkan orang-orang yang bertaubat.”
[HR. Turmuzi dan Ibnu Majah, hadis hasan]

Anjuran Shalat Dhuha

Dari Aisyah, ia berkata: “Saya tidak pernah sama sekali melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menunaikan shalat Dhuha, sedangkan saya sendiri mengerjakannya. Sesungguhnya Rasulullah SAW pasti akan meninggalkan sebuah perbuatan meskipun beliau menyukai untuk mengerjakannya. Beliau berbuat seperti itu karena khawatir jikalau orang-orang ikut mengerjakan amalan itu sehingga mereka menganggapnya sebagai ibadah yang hukumnya wajib (fardhu).”
[HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Ahmad, Malik dan Ad-Darami] ditulis di blog fadlie.web.id
Dalam Syarah An-Nawawi disebutkan:
Aisyah berkata seperti itu karena dia tidak setiap saat bersama Rasulullah. Pada saat itu Rasulullah memiliki istri sebanyak 9 (sembilan) orang. Jadi Aisyah harus menunggu selama 8 hari sebelum gilirannya tiba. Dalam masa 8 hari itu, tidak selamanya Aisyah mengetahui apa-apa yang dilakukan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di rumah istri beliau yang lain.


Waktu Afdol untuk Shalat Dhuha

Dari Zaid bin Arqam, bahwa ia melihat orang-orang mengerjakan shalat Dhuha [pada waktu yang belum begitu siang], maka ia berkata: “Ingatlah, sesungguhnya mereka telah mengetahui bahwa shalat Dhuha pada selain saat-saat seperti itu adalah lebih utama, karena sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Shalatnya orang-orang yang kembali kepada ALLAH adalah pada waktu anak-anak onta sudah bangun dari pembaringannya karena tersengat panasnya matahari”.
[HR. Muslim]
Penjelasan:
Anak-anak onta sudah bangun karena panas matahari itu diqiyaskan dengan pagi hari jam 08:00 AM, adapun sebelum jam itu dianggap belum ada matahari yang sinarnya dapat membangunkan anak onta.
Jadi dari rincian penjelasan diatas dapat disimpulkan waktu yg paling afdol untuk melaksanakan dhuha adalah Antara jam 08:00 AM ~ 11:00 PM


Jumlah Rakaat Shalat Dhuha
>> 4 RAKAAT
Dari Mu’dzah, bahwa ia bertanya kepada Aisyah: “Berapa jumlah rakaat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika menunaikan shalat Dhuha?”
Aisyah menjawab: “Empat rakaat dan beliau menambah bilangan rakaatnya sebanyak yang beliau suka.”
[HR. Muslim dan Ibnu Majah]


>> 12 RAKAAT
Dari Anas [bin Malik], bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa mengerjakan shalat Dhuha sebanyak 12 (dua belas) rakaat, maka ALLAH akan membangunkan untuknya istana di syurga”.
[HR. Turmuzi dan Ibnu Majah, hadis hasan]

>> 8 RAKAAT
Dari Ummu Hani binti Abu Thalib, ia berkata: “Saya berjunjung kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pada tahun Fathu (Penaklukan) Makkah. Saya menemukan beliau sedang mandi dengan ditutupi sehelai busana oleh Fathimah putri beliau”.
Ummu Hani berkata: “Maka kemudian aku mengucapkan salam”. Rasulullah pun bersabda: “Siapakah itu?” Saya menjawab: “Ummu Hani binti Abu Thalib”. Rasulullah SAW bersabda: “Selamat datang wahai Ummu Hani”.
Sesudah mandi beliau menunaikan shalat sebanyak 8 (delapan) rakaat dengan berselimut satu potong baju. Sesudah shalat saya (Ummu Hani) berkata: “Wahai Rasulullah, putra ibu Ali bin Abi Thalib menyangka bahwa dia boleh membunuh seorang laki-laki yang telah aku lindungi, yakni fulan Ibnu Hubairah”.
Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “sesungguhnya kami juga melindungi orang yang kamu lindungi, wahai Ummu Hani”.
Ummu Hani juga berkata: “Hal itu (Rasulullah shalat) terjadi pada waktu Dhuha.”
[HR. Muslim]


Tata Cara Shalat Dhuha
Berniat untuk melaksanakan shalat sunat Dhuha setiap 2 rakaat 1 salam. Seperti biasa bahwa niat itu tidak harus dilafazkan, karena niat sudah dianggap cukup meski hanya di dalam hati.
Membaca surah Al-Fatihah
Membaca surah Asy-Syamsu (QS:91) pada rakaat pertama, atau cukup dengan membaca Qulya (QS:109) jika tidak hafal surah Asy-Syamsu itu.
Membaca surah Adh-Dhuha (QS:93) pada rakaat kedua, atau cukup dengan membaca Qulhu (QS:112) jika tidak hafal surah Adh-Dhuha.
Rukuk, iktidal, sujud, duduk dua sujud, tasyahud dan salam adalah sama sebagaimana tata cara pelaksanaan shalat fardhu.
Menutup shalat Dhuha dengan berdoa. Inipun bukan sesuatu yang wajib, hanya saja berdoa adalah kebiasaan yang sangat baik dan dianjurkan sebagai tanda penghambaan kita kepada ALLAH.
catatan :
>> Sebagaimana shalat sunat lainnya, Dhuha dikerjakan dengan 2 rakaat 2 rakaat, artinya pada setiap 2 rakaat harus diakhiri dengan 1 kali salam.
>> Adapun surah-surah yang dibaca itu tidak ada hadis yang mengaturnya melainkan sekedar ijtihad belaka, kecuali membaca Qulya dan Qulhu adalah sunnah Rasulullah, tetapi bukan untuk shalat Dhuha, melainkan shalat Fajr. Kita tidak dibatasi membaca surah yang manapun yang kita sukai, karena semua Al-Qur’an adalah kebaikan.
>> Doa pun tidak dibatasi, kita boleh berdoa apa saja asalkan bukan doa untuk keburukan.
>> Doa yang terkenal dalam mazhab Syafi’i ada pada slide selanjutnya. Selain doa itu kita boleh membaca doa yang kita sukai. Namun karena ada aturan mazhab, maka hendaklah kita jangan melupakan agar memulai doa itu dengan menyebut nama ALLAH, memuji syukur kepada-NYA dan kemudian bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW.
Do’a Sesudah Shalat Dhuha

ALLAAHUMMA INNADH-DHUHAA ‘ADHUHAA ‘UKA – WAL BAHAA ‘ABAHAA ‘UKA – WAL JAMAALA JAMAALUKA – WAL QUWWATA QUWWATUKA – WAL QUDRATA QUDRATUKA – WAL ‘ISHMATA ‘ISHMATUKA.
ALLAAHUMMA IN KAANA RIZQII FIS-SAMAA ‘I FA ANZILHU – WA IN KAANA FIL ARDI FA AKHRIJHU – WA IN KAANA MU’ASSARAN FA YASSIRHU – WA IN KAANA HARAAMAN FATHAHHIRHU – WA IN KAANA BA’IIDAN FA QARRIBHU, BIHAQQI DHUHAA ‘IKA, WA BAHAA ‘IKA, WA JAMAALIKA, WA QUWWATIKA, WA QUDRATIKA.
AATINII MAA ‘ATAITA ‘IBAADAKASH-SHAALIHIIN.
Artinya:
“Wahai ALLAH, bahwasanya waktu Dhuha itu waktu Dhuha-MU – dan kecantikan adalah kecantikan-MU – dan keindahan adalah keindahan-MU – dan kekuatan adalah kekuatan-MU – dan kekuasaan adalah kekuasaan-MU – dan perlindungan itu adalah perlindungan-MU.
Wahai ALLAH, jikalau rejekiku masih diatas langit, maka turunkanlah – Dan jikalau ada didalam bumi maka keluarkanlah – dan jikalau sukar maka mudahkanlah – dan jika haram maka sucikanlah – dan jikalau masih jauh maka dekatkanlah dengan berkat waktu Dhuha, keagungan, keindahan, kekuatan dan kekuasaan-MU.

Limpahkanlah kepada kami segala yang telah Engkau limpahkan kepada hamba-hambamu yang shaleh.
Sumber: Dari Berbagai Sumber

Yuk Kunjungi Juga:


0 komentar:

Posting Komentar

Pentingnya Jadwal Waktu Sholat

Pentingnya Jadwal Waktu-Waktu Shalat



Allah Ta’ala berfirman:
أَقِمِ الصَّلاَةَ لِدُلُوكِ الشَّمْسِ إِلَى غَسَقِ اللَّيْلِ وَقُرْآنَ الْفَجْرِ إِنَّ قُرْآنَ الْفَجْرِ كَانَ مَشْهُودًا
“Dirikanlah shalat karena matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) subuh. Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat).” (QS. Al-Isra`: 78)

Allah Ta’ala berfirman:
إِنَّ الصَّلاَةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ كِتَابًا مَّوْقُوتًا
“Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.” (QS. An-Nisa`: 103)

Dari Abdullah bin ‘Amr bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
وَقْتُ الظُّهْرِ إِذَا زَالَتْ الشَّمْسُ وَكَانَ ظِلُّ الرَّجُلِ كَطُولِهِ مَا لَمْ يَحْضُرْ الْعَصْرُ وَوَقْتُ الْعَصْرِ مَا لَمْ تَصْفَرَّ الشَّمْسُ وَوَقْتُ صَلَاةِ الْمَغْرِبِ مَا لَمْ يَغِبْ الشَّفَقُ وَوَقْتُ صَلَاةِ الْعِشَاءِ إِلَى نِصْفِ اللَّيْلِ الْأَوْسَطِ وَوَقْتُ صَلَاةِ الصُّبْحِ مِنْ طُلُوعِ الْفَجْرِ مَا لَمْ تَطْلُعْ الشَّمْسُ فَإِذَا طَلَعَتْ الشَّمْسُ فَأَمْسِكْ عَنْ الصَّلَاةِ فَإِنَّهَا تَطْلُعُ بَيْنَ قَرْنَيْ شَيْطَانٍ
“Waktu shalat zhuhur adalah jika matahari telah condong (ke barat) dan bayangan seseorang seperti panjangnya selama belum tiba waktu shalat ashar. Waktu shalat ashar adalah selama matahari belum menguning. Waktu shalat maghrib adalah selama mega merah (syafaq) belum menghilang. Waktu shalat isya` hingga tengah malam. Dan waktu shalat shubuh adalah semenjak terbit fajar selama matahari belum terbit. Jika matahari sudah terbit, maka janganlah melaksanakan shalat, sebab dia terbit di antara dua tanduk setan.” (HR. Muslim no. 612)

Dari Abu Barzah Al-Aslami radhiallahu anhu dia berkata:
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي الصُّبْحَ وَأَحَدُنَا يَعْرِفُ جَلِيسَهُ وَيَقْرَأُ فِيهَا مَا بَيْنَ السِّتِّينَ إِلَى الْمِائَةِ وَيُصَلِّي الظُّهْرَ إِذَا زَالَتْ الشَّمْسُ وَالْعَصْرَ وَأَحَدُنَا يَذْهَبُ إِلَى أَقْصَى الْمَدِينَةِ رَجَعَ وَالشَّمْسُ حَيَّةٌ وَنَسِيتُ مَا قَالَ فِي الْمَغْرِبِ وَلَا يُبَالِي بِتَأْخِيرِ الْعِشَاءِ إِلَى ثُلُثِ اللَّيْلِ
“Bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam melaksanakan shalat shubuh, dan salah seorang dari kami dapat mengetahui siapa orang yang ada di sisinya. Dalam shalat tersebut beliau membaca antara enam puluh hingga seratus ayat. Beliau shalat Zhuhur saat matahari sudah condong (ke barat). Beliau shalat ‘Ashar dalam keadaan seandainya salah seorang dari kami pergi ke ujung kota kemudian dia kembali maka matahari masih terasa panas sinarnya. Dan aku lupa apa yang dia katakan berkenaan dengan shalat Maghrib. Dan beliau sering mengakhirkan pelaksanaan shalat ‘Isya hingga sepertiga malam.”
 (HR. Al-Bukhari no. 541 dan Muslim no. 461)

Dari Jabir radhiallahu anhuma dia berkata:
سَأَلَ رَجُلٌ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ مَوَاقِيتِ الصَّلَاةِ فَقَالَ صَلِّ مَعِي فَصَلَّى الظُّهْرَ حِينَ زَاغَتْ الشَّمْسُ وَالْعَصْرَ حِينَ كَانَ فَيْءُ كُلِّ شَيْءٍ مِثْلَهُ وَالْمَغْرِبَ حِينَ غَابَتْ الشَّمْسُ وَالْعِشَاءَ حِينَ غَابَ الشَّفَقُ قَالَ ثُمَّ صَلَّى الظُّهْرَ حِينَ كَانَ فَيْءُ الْإِنْسَانِ مِثْلَهُ وَالْعَصْرَ حِينَ كَانَ فَيْءُ الْإِنْسَانِ مِثْلَيْهِ وَالْمَغْرِبَ حِينَ كَانَ قُبَيْلَ غَيْبُوبَةِ الشَّفَقِ والْعِشَاءِ إِلَى ثُلُثِ اللَّيْلِ
“Seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tentang waktu shalat. Lalu beliau shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab ” Shalatlah bersamaku”. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam shalat Zhuhur saat matahari tergelincir, shalat Ashar ketika bayangan setiap benda seperti benda aslinya, shalat Maghrib tatkala matahari telah terbenam, dan shalat Isya’ ketika mega merah di langit telah lenyap. Laki-laki tersebut berkata, “Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam (keesokan harinya) shalat Zhuhur ketika bayangan manusia seperti aslinya, shalat Ashar ketika bayangan orang menjadi dua kali lipat, shalat Maghrib ketika menjelang hilangnya mega merah dan  shalat Isya hingga sepertiga malam.” (HR. An-Nasai no. 513 dan selainnya, dan dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam Al-Irwa` no. 249)

Penjelasan ringkas:
Shalat lima waktu mempunyai waktu-waktu yang telah ditentukan oleh Allah dan Rasul-Nya, dimana kelima shalat tersebut tidak akan diterima oleh Allah kecuali dikerjakan pada waktunya masing-masing. Bahkan karena pentingnya masalah ini, sampai-sampai Nabi -alaihishshalatu wassalam- menetapkan waktu dari setiap waktu shalat bukan hanya dengan sabda beliau, akan tetapi beliau juga langsung mempraktekkannya dalam bentuk perbuatan. Karenanya masuknya waktu shalat merupakan syarat syahnya shalat, maka sebagaimana orang yang shalat setelah keluar waktunya -tanpa uzur- itu tidak syah, maka demikian pula halnya dengan orang yang shalat sebelum masuk waktunya.

Berikut penyebutan waktu-waktu shalat berdasarkan dalil-dalil di atas:

1.    Shalat subuh.
Awal waktunya adalah saat terbitnya fajar dan akhirnya adalah ketika matahari terbit, berdasarkan hadits Abdullah bin Amr bin Al-Ash -radhiyallahu anhuma- di atas.
Fajar yang dimaksud di sini adalah fajar kedua atau yang dikenal dengan fajar shadiq. Yaitu cahaya putih yang membentang dari utara ke selatan di ufuk timur dan setelah munculnya maka sedikit demi sedikit langit akan terang.
Dalam shalat subuh ini, disunnahkan untuk mengerjakannya di waktu ghalas (masih gelap) dan inilah yang diamalkan oleh Nabi -alaihishshalatu wassalam-. Dari Abu Mas’ud Al-Anshari radhiyallahu ‘anhu dia berkata:
وَصَلَّى الصُّبْحَ مَرَّةً بِغَلَسٍ، ثُمَّ صَلَّى مَرَّةً أُخْرَى فَأَسْفَرَ بِهَا ثُمَّ كَانَتْ صَلاَتُهُ بَعْدَ ذَلِكَ الْغَلَسَ حَتَّى مَاتَ لَمْ يَعُدْ إِلَى أَنْ يُسْفِرَ
“Rasulullah sekali waktu shalat subuh pada waktu ghalas lalu pada kali lain beliau mengerjakannya di waktu isfar (sudah agak terang tapi matahari belum terbit, pent.). Kemudian shalat subuh beliau setelah itu beliau kerjakan di waktu ghalas hingga beliau meninggal, beliau tidak pernah lagi mengulangi pelaksanaannya di waktu isfar.”(HR. Abu Dawud no. 394 dan dinyatakan hasan oleh Al-Albani dalam Shahih Abi Dawud)

Dan beliau juga bersabda dalam hadits Rafi’ ibnu Khadij dia berkata: Aku pernah mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أَسْفِرُوْا بِالْفَجْرِ فَإِنَّهُ أَعْظَمُ لِلْأَجْرِ
“Lakukanlah shalat fajar hingga kalian selesai darinya pada saat isfar (sudah terang)  karena hal itu lebih memperbesar pahala.”(HR. At-Tirmizi no. 154 dan dinyatakan hasan oleh Al-Albani dalam Shahih Sunan At-Tirmizi)
Yakni: Kerjakanlah shalat subuh di waktu ghalas lalu perpanjanglah bacaan agar kalian selesai darinya saat isfar. Karenanya disebutkan dalam hadits Abu Barzah di atas bahwa Nabi -alaihishshalatu wassalam- membaca 60 sampai 100 ayat dalam shalat subuh.

2. Shalat Zuhur
Awal waktu zhuhur adalah saat matahari tergelincir dan akhir waktunya adalah ketika masuk waktu ashar, yaitu ketika bayangan benda sudah setinggi benda aslinya ditambah fay (bayangan pertama). Ini berdasarkan ketiga hadits di atas.
Matahari dikatakan tergelincir jika bayangannya sudah condong ke arah timur setelah sebelumnya bayangannya di barat kemudian berada di tengah langit. Ataukah matahari dikatakan tergelincir jika bayangan matahari sudah mulai memanjang kembali setelah sebelumnya memendek.

Sementara yang dimaksud dengan fay adalah tinggi bayangan pertama kali dari sebuah benda setelah matahari tergelincir.
Misalnya: Ketika matahari terbit maka bayangan sebuah benda akan memanjang ke barat, semakin siang maka bayangannya di barat akan memendek. Ketika matahari berada di tengah langit maka bayangannya akan hilang (jika matahari sejajar dengan benda itu) ataukah berhenti memendek (jika matahari tidak sejajar dengan benda). Ketika bayangannya mulai nampak kembali ataukah bayangannya sudah mulai memanjang kembali tapi kali ini ke arah timur, maka ini berarti matahari telah tergelincir ke barat dan sudah masuk waktu zuhur. Sementara panjang bayangan yang pertama kali muncul setelah dia hilang, atau ketika pertama kali memanjang kembali setelah sebelumnya berhenti memendak, inilah yang dinamakan sebagai fay. (Lihat kitab Asy-Syarhul Mumti’: 2/102 karya Asy-Syaikh Ibnu Al-Utsaimin)

3. Shalat Ashar
Waktunya dimulai saat berakhirnya waktu zuhur yaitu ketika bayangan benda sudah setinggi benda aslinya ditambah fay dan akhir waktunya ketika matahari menguning atau bayangan benda sudah dua kali panjang aslinya ditambah fay. Ini berdasarkan hadits Abdullah bin Amr dan Jabir radhiallahu anhuma di atas.
Misalnya: Jika ada sebuah benda panjangnya 30 cm, lalu panjang fay di awal kali matahari tergelincir adalah 3 cm, maka waktu ashar masuk ketika panjang bayangannya sudah 33 cm dan akan berakhir ketika matahari menguning atau bayangannya sudah 63 cm.

4. Shalat Maghrib
Awal waktunya adalah ketika seluruh lingkaran matahari terbenam dan akhirnya adalah ketika syafaq sudah hilang. Ini berdasarkan hadits Abdullah bin Amr dan Jabir radhiallahu anhuma di atas.
Yang dimaksud dengan syafaq di sini adalah warna kemerahan di langit. Ini merupakan pendapat yang diriwayatkan dari Umar, Ali bin Abi Thalib, Ibnu Umar, Ibnu Abbas, Abu Hurairah, Ubadah bin Ash-Shamit, dan Syaddad bin Aus radhiallahu anhum, serta para ulama dari kalangan tabi’in dan selainnya.
Al-Azhari berkata, “Syafaq menurut orang Arab adalah humrah (yang berwarna merah).”
Dan juga Ibnu Faris berkata dalam Al-Mujmal: Al-Khalil berkata: “Syafaq adalah humrah yang muncul sejak tenggelamnya matahari sampai waktu isya yang akhir.” (Al-Majmu’, 3/45)

5. Shalat Isya
Awal waktunya adalah saat berakhirnya waktu maghrib yang ditandai dengan tenggelamnya syafaq merah dan akhir waktunya adalah ketika pertengahan malam. Ini berdasarkan hadits Abdullah bin Amr dan Jabir di atas.

Nah Sobat, Begitu Pentingnya waktu-waktu sholat, agar waktu sholat kita lebih teratur dan terjaga memang sebaiknya di Masjid-masjid ada jadwal waktu sholat otomatis atau yang biasa di pakai sekarang ialah jadwal sholat digital.

Yukz Kunjungi Juga:

0 komentar:

Posting Komentar